Apa itu deep web?
Seperti kita tahu, informasi di internet jumlahnya amat tidak terbatas. Sebenarnya terbatas sih, karena yang tidak terbatas hanya Tuhan. Tapi karena capek ngitungnya dan ga tau di mana ngitungnya, kita sebut saja tidak terbatas.Anda mau nyari informasi apa? Tinggal ketik di mesin pencari seperti Google atau Duck Duck Go dan jreeeeng… muncul ratusan, ribuan, bahkan jutaan informasi hasil penelusuran mereka. Tapi tahukah Anda bahwa sebanyak-banyaknya informasi yang ada di search engine itu, masih lebih banyak lagi informasi yang belum ada di catatan mereka?
Dalam beberapa tulisan tentang deep web, disebutkan bahwa informasi yang bisa kita cari di mesin pencari tersebut kurang dari 10% dari total seluruh informasi yang ada di internet. Lha yang 90% ke atas ada di mana?
Mesin pencari, mari kita sebut saja Google, hanya menelusuri halaman-halaman web yang oleh pemiliknya diijinkan untuk ditelusuri. Jika pemiliknya tidak mengijinkan, tentu saja Google tidak akan menelusurinya dan tidak mengetahui adanya data tersebut.
Seperti analogi sensus penduduk, petugas sensus hanya mencatat sesuai pernyataan dari kepala keluarga yang dikunjungi. Jika pemilik rumah ternyata memiliki banyak anak yang selama bertahun-tahun hidup bahagia main PS di ruang bawah tanah –dan tidak dilaporkan kepada petugas– maka petugas sensus tidak akan mengetahuinya.
Nah, informasi yang “tidak terlihat” inilah yang disebut sebagai deep web.
Informasi apa saja yang ada di dalam deep web?
Bermacam-macam, mulai informasi positif, informasi abu-abu hingga informasi mengerikan ada di deep web. Meskipun sebenarnya informasi-informasi tersebut sebenarnya ada juga di surface web, lawan dari deep web.Contoh gampang informasi yang ada di deep web ini misalnya inbox email kita, informasi saldo bank di internet banking, dan informasi-informasi lainnya yang untuk mengaksesnya membutuhkan username dan password tertentu.
Berikut ini contoh informasi yang masuk kategori deep web juga. Misalnya data di http://data.kpu.go.id/dps.php. Silahkan pilih Provinsi, lalu Kabupaten, Kecamatan, dan Desa. Di situ ditampilkan nama calon pemilih, nomer KTP (yang disamarkan), tempat lahir, jenis kelamin, dan nomer TPS yang akan digunakan.
Informasi di atas tidak akan ketemu jika dicari di Google atau mesin pencari yang lain, namun bisa dilihat jika kita tahu URL (alamat) webnya dan langkah-langkah untuk menampilkan data tersebut. Sederhana bukan?
Itu tadi contoh informasi “positif” yang ada di deep web. Selain informasi positif, tentu saja ada informasi negatif juga yang tersimpan di deep web, menunggu untuk ditemukan (atau sengaja disembunyikan biar tidak mudah ditemukan).
Masuk lebih dalam lagi
Dalam contoh yang saya berikan sebelumnya, informasi tersebut bisa diakses menggunakan browser apa sajaNamun ada juga informasi/halaman web yang membutuhkan software tambahan atau cara khusus untuk mengaksesnya. Sebut saja TOR, sebuah software semacam VPN yang memungkinkan kita mengakses internet secara anonymous. Tak hanya membuat kita menjadi anonim, dengan menggunakan TOR kita bisa mengakses sebuah “alamat khusus” yang tidak bisa diakses di luar jaringan TOR.
Informasi yang hanya bisa diakses menggunakan software atau cara khusus inilah yang biasanya disebut sebagai dark net. Isi dark net sendiri juga tidak melulu hal-hal jelek, ada juga yang buat lucu-lucuan kayak gini. Sebelum membuka link tersebut, pastikan Anda telah tersambung ke jaringan TOR ya
Kesimpulan
Menurut saya, penggunaan istilah surface web, deep web, maupun dark net sebenarnya tidak berdasa konten yang ada di dalamnya tetapi lebih kepada nampak atau tidaknya suatu informasi oleh publik.Lalu kenapa deep web atau dark net terlihat lebih kelam dan konon banyak digunakan untuk tindak kejahatan? Seperti halnya di dunia nyata, jalan yang gelap dan sepi cenderung tidak aman dan dipilih oleh para pelaku kejahatan.
Bonus
Jika Anda penasaran untuk melihat isi dari http://cvkeekwpda2xusol.onion/ namun tidak tahu atau tidak mau menginstal TOR, Anda bisa menggunakan layanan tor2web.org.Source